Senin, 09 Oktober 2017

Saya Bagi Keluarga dan Kontribusi yang Telah, Sedang, dan Akan Saya Berikan untuk Indonesia

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

 Perkenalkan, nama saya Asyifa Mumtaza. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 24 Maret 1998 dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Saya dilahirkan dalam keluarga yang sederhana.  Ayah saya adalah seorang wirausaha dan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga yang juga membantu menjalankan usaha ayah saya. Saat ini saya adalah mahasiswa aktif semester 3 di Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta.

Bagi keluarga, saya adalah harapan, terutama bagi kedua orangtua saya. Menurut keluarga, saya adalah anak yang aktif, cerdas, dan berkompeten dalam banyak hal. Saya juga merupakan seseorang yang bisa diandalkan karena saya adalah seseorang yang rapih, terstruktur, selalu bersemangat, dan bertanggungjawab dalam berbagai hal. Dengan begitu, orangtua saya berharap saya akan menjadi seseorang anak yang membanggakan, sukses dan berguna bagi keluarga, kerabat, dan negara.

          Sebagai seorang adik dari kakak perempuan yang menjalankan pendidikan dibidang sains, saya mempunyai peran untuk memberikan pandangan atau wawasan dalam berbagai hal dari sudut pandan ilmu sosial. Saya juga menjadi pendengar dan penasihat yang baik bagi kakak saya.

         Berhubungan dengan minat yang saya pilih dalam melanjutkan studi sarjana, saya bagi keluarga adalah orang yang dapat mengerti bagaimana kondisi dan perasaan orangtua dan juga kakak saya.

        Berbicara tentang pengalaman, sejak SMA saya sudah aktif didalam organisasi Rohani Islam dan berbagai kepanitiaan. Rohani Islam itu sendiri ialah organisasi yang menghimpun remaja muslim yang aktif dalam kegiatan keagamaan untuk maksud & tujuan yang sama yaitu untuk memajukan agama islam dengan syariatnya. Dengan aktifnya saya didalam organisasi tersebut, saya sudah memberikan peran yang cukup besar bagi bangsa. Karena, saya dapat membantu menciptakan pribadi saya dan muda-mudi lainnya berakhlak mulia, bertaqwa, hormat kepada orangtua, menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat, tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan sebagainya.

        Begitu pun saat ini, saya melanjutkan organisasi yang sama namun berada di tingkat mahasiswa, yaitu Komunitas Muslim Psikologi UNJ (KOMPI). Maksud, tujuan, dan kontribusi apa yang sedang saya berikan untuk negara pun tidak berbeda. Bisa dibayangkan bukan jika muda-mudi di Indonesia mempunyai berbagai hal yang sudah saya sebutkan tadi?

      Adapun kegiatan saya diluar kampus ialah saya mengikuti organisasi yang masuk kedalam bidang sosial dan anak, Komunitas Relawan Anak Baik Indonesia (KORBI). Disamping saya menyukai anak-anak, saya dapat mengaplikasikan ilmu yang sedang saya tekuni, yaitu Ilmu psikologi yang mempelajari tentang perilaku dan jiwa manusia termasuk anak. KORBI sendiri mempunyai banyak kegiatan bermanfaat yang dapat membangun perilaku dan kepribadian anak serta mengambangkan berbagai aspek seperti kognitif, soial emosi, dan lain sebagainya. Diharapkan anak-anak yang saya dan organisasi KORBI asuh, menjadi anak-anak yang berperilaku positif, berwawasan, kreatif, tidak mudah terpengaruh hal-hal negative, percaya diri dan masih banyak lagi.

     Selain bergabung dengan KORBI, saya dan teman-teman saya yang mempunyai satu visi-misi, membentuk bimbingan belajar khusus untuk siswa SMA yaitu Bimbingan Belajar Aksioma. Untuk informasi lebih lanjut bisa dilihat dalam akun sosial media Instagram, Aksiomaofficial. Maksud dan tujuannya ialah untuk mengembangkan jiwa wirausaha saya, sehingga diharapkan bimbingan belajar ini juga menjadi usaha yang sukses dan dikenal banyak orang. Dengan begitu saya dapat membantu lebih banyak lagi siswa-siswa SMA dalam menghadapi pelajaran-pelajaran disekolah, ujian-ujian yang ada disekolah juga ujian akhir untuk memasuki universitas.

     Untuk alasan saya memilih jurusan psikologi sendiri adalah karena sejak SD, saya bercita-cita menjadi seorang psikolog. Dan saya tertarik untuk menjadi psikolog anak. Masa anak adalah masa emas dari perkembangan kepribadian manusia. Sehingga, Jika sejak kecil psikis seorang anak sudah bermasalah, maka di masa selanjutnya akan terus bermasalah. Dengan begitu, saya ingin membantu semua anak yang mempunyai masalah psikis dan kelak saya mempunyai misi bersama psikolog hebat lainnya untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa yang bisa membebaskan semua anak dari masalah psikis, sehingga semua anak Indonesia mempunyai mental yang sehat. Hal ini, saya harap bisa menjadi kontribusi yang sangat besar bagi negara, karena anak merupakan penerus yang mempunyai peran besar untuk bangsanya. Anak dengan mental yang sehat akan menciptakan bangsa yang damai dan tentram.

       Sekian essay yang saya buat. Saya berharap kontribusi yang telah, sedang, dan akan saya lakukan dapat berguna bagi majunya bangsa Indonesia. Terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

#BeasiswaBazmaPertamina

                
Share:

Selasa, 17 Januari 2017

Perkembangan Emosi Anak

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Bagaimana anak-anak berkembang memiliki arti penting. Hal ini dikarenakan anak-anak adalah masa depan bagi masyarakat manapun. Perkembangan sendiri terdiri dari berbagai proses, yaitu proses fisik, proses kognitif, dan proses sosial-emosional. Salah satu aspek perkembangan yang sering sekali menjadi masalah pada anak-aak adalah perkembangan emosi.
Seorang anak pada usia dini dari hari ke hari akan mengalami perkembangan emosi dan perkembangan tersebut berlangsung secara cepat dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya selanjutnya.Namun, tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang benar-benar cepat berkembang ada pula yang membutuhkan waktu agak lama.Tidak semua anak usia dini mengalami perkembangan emosi secara normal, banyak kendala/permasalahan di dalam perkembangannya yang di sebabkan oleh beberapa faktor.
Seorang anak dalam perkembangan sosial-emosionalnya memiliki banyak keunikan yang terkadang mengejutkan. Keunikan dalam perkembangan tersebut sulit dimengerti oleh orang dewasa. Perkembangan anak terdiri dari beberapa aspek. Hal yang sangat sering di permasalahkan orang tua pada umumnya adalah anak bergitu nakal. Mungkin saja hal itu bersifat normal tetapi ada kemungkinan merupakan gangguan yang terjadi dari perkembangan emosi.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan emosi?
2.      Bagaimana mekanisme perkembangan emosi anak terjadi?
3.      Apa saja jenis dan fungsi emosi pada anak?
4.      Apa saja ciri dan faktor yang mempengaruhi emosi pada anak?
5.      Apa dampak yang ditimbulkan dari emosi anak?
6.      Bagaimana cara mengatasi emosi pada anak?

PEMBAHASAN
A.    EMOSI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:298) disebutkan bahwa  yang dimaksud dengan emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, dan kecintaan. Goleman (1995:411) menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak”. Sedangkan menurut sebagian ahli atau pakar psikologi perkembangan yang diwakili Lawrence (Suyadi 2009:104) emosi adalah kondisi kejiwaan manusia.
 Dari definisi yang ada, dapat kita pahami bahwa emosi merupakan suatu keadaan yang kompleks karena terdapat perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia (Prawitasari, 1955). Dengan begitu, pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak.
Emosi manusia dibedakan dalam dua bagian:
·         Emosi positif (emosi yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum, dan sebagainya.
·         Emosi negatif (emosi yang tidak menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah, benci, takut dan sebagainya.



B.     PERKEMBANGAN EMOSI ANAK

Pola perkembangan emosi anak sebenarnya telah ada sejak ia lahir atau bayi. Menurut Hurlock (Suyadi, 2009:105) gejala emosional pertama yang muncul adalah keterangsangan yang umum terhadap stimulus atau rangsangan yang kuat. Reaksi emosional ini memang belum nampak jelas sebagai reaksi emosi pada umunya, tetapi hanya memberi kesan sederhana berupa kesenangan atau ketidaksenangan. Reaksi emosional yang tidak menyenangkan biasanya diekspresikan dengan cara menangis, bersuara keras, atau mengubah posisi secara tiba-tiba dan lain sebagainya. Sedangkan reaksi emosional yang menyenangkan tampak jelas ketika anak sedang menete ibunya, tertawa dan berceloteh.
Dalam perkembangan emosi, terdapat beberapa proses seperti yang dijelaskan oleh beberapa ahli psikologi perkembangan, yaitu Hurlock (Suyadi, 2009:106), secara umum, menjelaskan pola perkembangan emosi anak yang meliputi sembilan aspek yaitu :
1).    Rasa takut,   
2).    Rasa malu,   
3).    Rasa hawatir,    
4).    Rasa cemas,   
5).    Rasa marah
6).    Rasa cemburu,
7).    Rasa duka cita,
8).    Rasa ingin tahu,
9).    Rasa gembira.    
Sedangkan Lewis and Rosenblum (Stewart, at al. 1985) mengutarakan proses terjadinya emosi melalui lima tahapan, yaitu sebagai berikut:
a. Elicitors
Yaitu adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa. Misalnya ada peristiwa kebakaran.
b. Receptors
Yaitu aktivitas di pusat sistem syaraf.

c. State
Yaitu perubahan spesifik yang terjasi dalam aspek fisiologi seperti jantung berdetak keras, tekanan darah naik, dan perubahan pada hormon lainnya.
d. Expression
Yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat diamati, seperti pada wajah, tubuh, suara atau tindakan yang terdorong oleh perubahan fisiologis. Contohnya, otot wajah mengencang, mulut terbuka, dan suara keras berteriak atau bahkan lari kencang menjauh.
e. Eksperience
Yaitu persepsi dan interpretasi individu pada kondisi emosionalnya. Dengan pengalaman individu dalam menerjemahkan dan merasakan perasaannya sebagai rasa takut, stres, terkejut dan ngeri.


C.     JENIS DAN FUNGSI EMOSI ANAK

Emosi sendiri mempunyai banyak jenis, yaitu seperti senang, marah, takut, dan sedih. Menurut Stewart, mengutarakan perasaan senang, marah, takut dan sedih adalah dasar dari emosi.
a.       Senang (gembira)
 Pada umumnya perasaan gembira dan senang diekspresikan dengan tersenyum(tertawa). Pada perasaan gembira ini juga ada dalam aktivitas pada saat menemukan sesuatu, mencapai kemenangan.
b.      Marah
Emosi, marah dapat terjadi pada saat individu merasa terhambat, frustasi karena apa yang hendak di capai itu tidak dapat tercapai.
c.       Takut
 Perasaan takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya.
d.      Sedih
Dalam kehidupan sehari–hari anak akan merasa sedih pada saat ia berpisah dari yang lainnya.

Tidak hanya jenisnya, emosi pada anak ternyata juga mempunyai fungsi dan peranan tersendiri. Emosi memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak, baik pada usia prasekolah maupun pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya, karena memiliki pengaruh terhadap perilaku anak.
Fungsi dan peranan emosi pada perkembangan anak yang dimaksud adalah :
a.       Merupakan bentuk komunikasi.
b.      Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya.
c.       Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
d.      Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan.
e.       Ketegangan emosi yang di miliki anak dapat menghambat aktivitas motorik dan mental anak.


D.    CIRI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI ANAK

Anak-anak cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Mereka sering memperebutkan perhatian orang dewasa yang ada disekitarnya. Emosi yang tinggi pada umumnya disebabkan oleh masalah psikologis dibanding masalah fisiologi. Orang tua hanya memperbolehkan anak mekakukan beberapa hal, padahal anak merasa mampu malakukan lebih banyak lagi. Di samping itu, anak menjadi marah bila tidak dapat melakukan sesuatu yang di anggap dapat dilakukan dengan mudah.
Terdapat ciri-ciri reaksi emosi pada anak seperti,
1.      Reaksi emosi anak sangat kuat Dalam hal kekuatan, makin bertambahnya usia anak, dan semakin bertambah matangnya emosi  anak maka anak akan semakin terampil dalam memilih dan milih kadar keterlibatan emosionalnya.
2.      Reaksi emosi sering kali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang di inginkannya. Bagi anak usia 4-5 tahun dalam  hal ini tidak dapat diterima oleh lingkungannya. Semakin emosi anak berkembang menuju kematangannya maka mereka akan  belajar untuk mengontrol diri dan memperlibatkan reaksi emosi dengan cara yang dapat di terima lingkungan.
3.      Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi ke kondisi lain
4.      Reaksi emosi bersifat individual.
5.      Keadaan anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang ditampilkan.

Sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar (Hurlock, 1960:266). Sedangkan berdasarkan para ahli pendidikan anak, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional anak usia dini diantaranya adalah :
1.      Kematangan
kematangan mental biasanya dipengaruhi usia kronologis .
2.      Belajar
Kegiatan belajar turut menunjang perkembangan emosi. Pembiasaan dan contoh Anak yang dibiasakan untuk mengekspresikan emosinya secara wajar akan memiliki perkembangan emosi yang baik dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan kesempatan. Anak akan mendapatkan keseimbangan emosi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan lainnya. Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi, antara lain:
a.   Belajar dengan coba-coba
b.   Belajar dengan cara meniru
c.   Belajar dengan cara mempersamakan diri
d.   Belajar melalui pengkondisian
e.   Belajar dibawah bimbingan atau pengawasan

3.      Contoh melalui pembiasaan untuk bersikap positif terhadap ekspresi emosi Yang muncul akan menjadikan anak tidak mengalami gangguan dalam perkembangan emosi.
4.      Inteligensi
5.      Jenis kelamin
 Perbedaan jenis kelamin akan mempengaruhi perkembangan emosi terutama karena perbedaan hormonal antara laki-laki dan perempuan. Peran jenis kelamin dan tuntutan sosial sesuai jenis kelamin juga akan mempengaruhi perkembangan emosi anak.
6.      Status Ekonomi
7.      Kondisi fisik
8.      Pola Asuh
Keluarga berperan optimal dalam perkembangan bila menerapkan pola pengasuhan demokratis. Pola asuh ini akan memenuhi kebutuhan psikologis anak karena orang tua cenderung memberikan perlakuan yang tepat terhadap ekspresi emosi anak. Pola asuh demokratis juga akan membuat keluarga menjadi harmonis yang sangat membantu anak dalam membangun kecerdasan emosinya.

E.     DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI EMOSI ANAK

·         Dampak Positif
Emosi apabila diarahkan dengan baik, maka akan dapat menjadikan anak tersebut dapat berkembang dengan baik. Perkembangan emosi yang baik akan mengantarkan anak tersebut dapat mengembangkan kemampuah imajinasi, intelektual dan lain sebagainya.
·         Dampak Negatif
Demikian pula perkembangan emosi anak juga dapat bedampak negatif pada perkembangan anak. Hal ini dapat menyebabkan kertelantaran emosi, seperti anak tidak cukup mendapatkan pengalaman emosional yang menyenangkan, terutama keingintahuan, kegembiraan, kebahagiaan, dan kasih sayang. Akibatnya, anak akan mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan normal, anak biasanya telambat untuk berbuat lebih baik lagi sesuai dengan umurnya, perkembangan bicara terlambat, perkembangan intelektual terlambat.

F.      CARA MENGATASI EMOSI ANAK

Adanya emosi pada anak, tentu tidak jarang para orang tua dan orang dewasa lainnya yang berada disekitar anak, akan kewalahan dalam mengatasi emosi tersebut. Hal ini menyatakan, bahwa peran orang tua sangat penting dalam mengatasi emosi anak. Dengan begitu, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam mengatasi emosi anak, seperti:

1.      Bantu mereka belajar bagaimana cara mengekspresikan perasaan mereka dengan baik
2.      Tidak langsung memarahi atau memberikan yang diinginkan
3.      Cari tahu apa penyebabnya dan berusaha memahami serta bicarakan dengan anak tentang apa yang mereka rasakan
4.      Mengendalikan / mencari alternatif perilaku negatif saat mengalami emosi negatif
5.      Jika permintaan yang tidak realistis, orangtua harus bisa mengatakan tidak
6.      Beritahu konsekuensi yang akan didapat saat anak menunjukan perilaku hasil dari emosinya
7.      Memberikan perhatian, kasih sayang, ketegasan dan lain sebagainya dengan baik. Dalam arti, tidak kurang dan tidak berlebihan, dll


PENUTUP
A.    KESIMPULAN

Dari pembahasan tentang perkembangan emosi anak diatas, dapat disimpulkan bahwa anak-anak juga memiliki emosi yang dapat disalurkan dalam bentuk perilaku mereka dan juga memiliki tahap-tahap dalam perkembangan emosi itu.
Dalam perkembangan emosi, dibutuhkan peran yang sangat baik dari orang tua agar perilaku dari anak dapat terkontrol serta tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

B.     SARAN

Saran yang akan saya berikan dari pembahasan ialah:
1.      Diharapkan orang tua dapat belajar lebih banyak lagi tentang emosi, agar dapat memahami serta mengatasi emosi anak
2.      Agar orang tua memaksimalkan atau memanfaatkan potensi anak khususnya dalam perkembangan emosi anak.
3.      Para orang tua maupun orang dewasa disekitarnya untuk tidak menganggap remeh akan emosi anak


DAFTAR PUSTAKA
Aghisna, Sri. Perkembangan bahasa dan emosional
2015.Pengertian Emosional Anak dan Perkembangannya.http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/pengertian-emosional-anak-dan.html. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017
2015.Makalah Perkembangan Emosi Anak.http://www.warna-sahabat.com/2015/04/makalah-perkembangan-emosional-anak.html. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017
Ashari, Imron.2015.Perkembangan Eosi pada Anak Usia Dini.http://www.ipapedia.web.id/2015/11/perkembangan-emosi-pada-anak-usia-dini.html. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017
2013. Perkembangan Emosi Pada Anak.http://mastugino.blogspot.co.id/2013/06/perkembangan-emosi-pada-anak.html?m=1. Diakses pada tanggal16 Januari 2017
2016. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak.http://paudjateng.xahzgs.com/2015/09/mempengaruhi-perkembangan-emosional-anak.html. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017
Susanti, Atika.2012. Perkembangan Emosi Anak.http://atikasusanti.blogspot.co.id/2012/06/perkembangan-emosi-anak.html. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017
Taufik, Muhammad.2015. Makalah Pengantar Psikologi "EMOSI".http://psikologiusu.blogspot.co.id/2015/08/makalah-pengantar-psikologi-emosi.html. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017
Novita sari, Nova.2015. PENGARUH PERKEMBANGAN EMOSI TERHADAP PENYESUAIAN PERIBADI DAN SOSIAL AUD.http://novita-nova-s.blogspot.co.id/2015/11/pengaruh-perkembangan-emosi-terhadap.html. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017
Widy.2014.Mengajarkan Cara Mengendalikan Emosi Anak.http://indotopinfo.com/mengendalikan-emosi-anak.htm. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017

Pratiwi, Riska.2013.Mengatasi Emosi Anak yang Meledak-ledak.http://akujugapunyamimpi.blogspot.co.id/2013/05/mengatasi-emosi-anak-yang-meledak-ledak.html. Diakses pada tanggal 16 Januari 2016
Share:

Rabu, 31 Agustus 2016

DEPRESI, SEPELE?

Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Depresi tidak langsung terjadi, melainkan selalu mempunyai suatu alasan. Depresi bisa datang dari adanya tekanan, kecemasan, kesedihan, kebingungan, amarah, pertentangan, dan lain-lain. Setiap orang sewaktu-waktu dapat mengalami depresi, karna depresi merupakan hal yang universal. Terlebih kehidupan masyarakat modern kini semakin semrawut dan kompleks.

Depresi sendiri menurut Rice PL (1992) ialah kondisi terganggunya mood dan emosional secara berkepanjangan yang melibatkan proses berfikir, berperilaku, dan berperasaan yang pada umumnya muncul karena hilangnya harapan ataupun perasaan yang tidak berdaya.

Gejala-gejala depresi yang paling umum ialah sikap-sikap aneh yang tidak biasanya muncul atau dilakukan, kesedihan yang berlarut, menangis setiap saat, jadi cepat marah, cemas/khawatir yang berlebihan sehingga muncul rasa takut, hilangnya konsentrasi, hilangnya nafsu makan, kelesuan, apatis, omong kosong, hilangnya harapan, merasa lelah, dan tanpa semangat meskipun seseorang tersebut masih mampu memenuhi tugas-tugas mereka, Seperti pernyataan “saya lelah, saya sudah tidak kuat lagi”, dan masih banyak gejala lainnya. Penyakit-penyakit fisik ringan pun cukup umum diderita oleh seseorang yang mengalami depresi, seperti menjadi lemah, sakit kepala, sering sesak nafas, perasaan berdebar-debar, produksi keringat tidak sewajarnya, dll.

Depresi menyerang tidak memandang kalangan dan usia. Bisa seorang guru, pengusaha, presiden, ibu rumah tangga, pengangguran, dan lain-lain. Ada yang di usia tua, muda, anak usia dini, dan juga remaja.

Remaja adalah masa transisi perkembangan fisik dan mental yang terjadi antara masa anak-anak dan masa dewasa, sehingga remaja adalah orang yang cukup rentan mengalami depresi. Hal ini mungkin disebabkan oleh sifat remaja yang labil. Remaja bisa saja depresi karena cinta, hubungan dengan keluarga, pergaulan dengan teman-teman, pendidikan, kejahatan seksual dan lain-lain. Terkadang, dengan dipicu permasalahan sepele dan tidak menemukan penyelesaian dapat menimbulkan depresi.

Namun hal ini masih bisa dicegah dan diatasi jika saja keluarga, orang-orang terdekat, dan lingkunan sekitar ikut berperan. Karna mencoba menyelesaikan dengan diri sendiri saja tidak akan efektif, masalah tidak akan terselesaikan dengan seluruhnya.

Yang disayangkan sekarang ini adalah banyak orang yang tidak peduli bahkan menganggap remeh akan adanya depresi. Terlebih jika yang mengalami depresi itu adalah seorang remaja, sehingga orang sering menganggap bahwa remaja yang depresi itu berlebihan dan lemah, hanya untuk cari perhatian dan lain-lain, bahkan mereka menganggap bahwa remaja yang sedang depresi itu hanya berpura-pura, sehingga mereka malas untuk menanggapi hal tersebut. Padahal depresi pada remaja adalah kondisi yang serius yang perlu ditangani karena tidak akan sembuh dengan sendirinya dan bisa memburuk atau kemudian menimbulkan masalah-masalah lain yang tidak terduga, bahkan percobaan bunuh diri pun akan dilakukan. Jangan pernah meremehkan apa yang mereka rasakan, kadang remaja mempunyai reaksi yang tidak terkontrol terhadap suatu masalah. Dengan demikian jika ada keluarga atau orang terdekat anda yang mengalami depresi, segeralah ajak untuk pergi berkonsultasi ke seorang psikolog atau setidaknya jadilah seseorang yang selalu ada untuknya sebagai pendengar yang baik untuk menampung kesedihan, amarah, keluh kesah, curahan hati, dan juga pemberi saran terbaik (jika dibutuhkan) untuk meringankan penderitaan. Dukungan, motivasi, semangat yang kita beri pun akan sangat membantu mengatasi depresi.

Saran untuk para pembaca yang dalam keadaan sehat, untuk menghindari depresi marilah kita untuk selalu berpikiran positif terhadap apa yang terjadi dan dialami, terbukalah kepada keluarga atau orang terdekat jika ada sesuatu yang tidak biasa terjadi dan menganggu psikis kita, serta lakukanlah kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Yang terpenting jangan pernah menganggap remeh hal sekecil apapun agar tidak menyesal dikemudian hari.


Share:

Minggu, 21 Agustus 2016

KONDISI PENDIDIKAN INDONESIA

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu majunya suatu bangsa. Pendidikan sangat penting, karna tanpa adanya pendidikan, suatu bangsa akan tertinggal dari bangsa lain. Sayangnya, di Indonesia, pendidikannya belum membuat Indonesia menjadi maju. Saat ini pendidikan di Indonesia masih terus menjadi permasalahan bagi bangsa.

Bicara tentang pendidikan, dalam UUD pasal 31 ayat 1 dan 2 sudah jelas bahwa Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Namun kenyataannya, pendidikan di Indonesia belum merata. Pendidikan hanya dapat dirasakan oleh rakyat menengah ke atas. Masih banyak rakyat Indonesia menengah ke bawah yang sulit mendapatkan hak pendidikannya. Sekalipun mereka dapat, pendidikan yang tidak layaklah yang dijalani. Yang perlu di catat disini ialah, pendidikan bukan hanya hak untuk orang yang mempunyai gudang uang saja.

Lagi-lagi soal ekonomi, hak mendapat pendidikan menjadi musnah. Banyak sekali anak yang tidak mendapat hak pendidikannya karena biaya pendidikan yang mahal. Dana yang sudah menjadi anggaran pendidikan, yang seharusnya disalurkan untuk mereka, rakyat menengah ke bawah, sering disalahgunakan. Ini sama saja menutup kesempatan anak-anak untuk mendapat pendidikan. Pemerintah wajib untuk meng-evaluasi hal ini. Jangan sampai penyalahgunaan dana pendidikan terus terjadi di Indonesia.

Mutu pendidikan di Indonesia pun juga menjadi masalah. Pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tenaga pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya, bahkan ada pengajar yang sebenarnya tidak ahli dalam hal ajar mengajar. Tinggi rendahnya kualitas pendidik akan berdampak kepada kualitas anak didiknya. Sehingga seharusnya pemerintah lebih selektif dalam memilih pendidik.

Moral anak bangsa yang saat ini menurun darstis pun menjadi faktor rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Tingkat kejujuran anak didik di Indonesia kini sangat rendah.bahkan rendahnya tingkat kejujuran tersebut sudah menjadi budaya, seperti halnya mencontek, memakai kunci jawaban, dan lain-lain. Pergaulan yang tidak terkontrol pun menjadikan anak didik tidak bermoral. Hal ini sangat disayangkan, jika orang tua, pendidik, dan pemerintah kurang memperhatikan pergaulan dan tidak membenahi moral anak bangsa. Dengan begitu, dibutuhkan kerja sama yang baik antara orang tua, pendidik, dan pemerintah agar menciptakan anak didik yang bermoral.

Sarana prasarana dalam kelangsungan pendidikan juga perlu diperhatikan agar semua rakyat Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga kenyamanan akan didapat saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Karna kenyataannya, saat ini sarana prasarana pendidikan yang ada di Indonesia masih banyak yang jauh dari kata layak. Dapat berupa gedung yang hampir roboh, buku yang tidak terdistribusi sempurna, perlengkapan ajar mengajar tidak memadai, hingga transportasi menuju sarana pendidikan yang tidak tersedia. Miris bukan?

            Pada intinya, pendidikan di Indonesia harus diperbaiki, baik sistem pendidikannya, peningkatan mutu pendidik, maupun sarana prasarananya. Pemerintah harus sering mengadakan evaluasi pendidikan yang berlangsung. Sehingga setiap adanya masalah dalam ruang lingkup pendidikan, dapat langsung diselesaikan.

Dengan pendidikan yang baik, Indonesia akan melahirkan tunas-tunas bangsa, generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompoten dalam bidangnya. Sehingga dapat mendorong majunya bangsa Indonesia. Jika Indonesia maju, kita juga kan yang bangga?       



Share: