Rabu, 31 Agustus 2016

DEPRESI, SEPELE?

Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Depresi tidak langsung terjadi, melainkan selalu mempunyai suatu alasan. Depresi bisa datang dari adanya tekanan, kecemasan, kesedihan, kebingungan, amarah, pertentangan, dan lain-lain. Setiap orang sewaktu-waktu dapat mengalami depresi, karna depresi merupakan hal yang universal. Terlebih kehidupan masyarakat modern kini semakin semrawut dan kompleks.

Depresi sendiri menurut Rice PL (1992) ialah kondisi terganggunya mood dan emosional secara berkepanjangan yang melibatkan proses berfikir, berperilaku, dan berperasaan yang pada umumnya muncul karena hilangnya harapan ataupun perasaan yang tidak berdaya.

Gejala-gejala depresi yang paling umum ialah sikap-sikap aneh yang tidak biasanya muncul atau dilakukan, kesedihan yang berlarut, menangis setiap saat, jadi cepat marah, cemas/khawatir yang berlebihan sehingga muncul rasa takut, hilangnya konsentrasi, hilangnya nafsu makan, kelesuan, apatis, omong kosong, hilangnya harapan, merasa lelah, dan tanpa semangat meskipun seseorang tersebut masih mampu memenuhi tugas-tugas mereka, Seperti pernyataan “saya lelah, saya sudah tidak kuat lagi”, dan masih banyak gejala lainnya. Penyakit-penyakit fisik ringan pun cukup umum diderita oleh seseorang yang mengalami depresi, seperti menjadi lemah, sakit kepala, sering sesak nafas, perasaan berdebar-debar, produksi keringat tidak sewajarnya, dll.

Depresi menyerang tidak memandang kalangan dan usia. Bisa seorang guru, pengusaha, presiden, ibu rumah tangga, pengangguran, dan lain-lain. Ada yang di usia tua, muda, anak usia dini, dan juga remaja.

Remaja adalah masa transisi perkembangan fisik dan mental yang terjadi antara masa anak-anak dan masa dewasa, sehingga remaja adalah orang yang cukup rentan mengalami depresi. Hal ini mungkin disebabkan oleh sifat remaja yang labil. Remaja bisa saja depresi karena cinta, hubungan dengan keluarga, pergaulan dengan teman-teman, pendidikan, kejahatan seksual dan lain-lain. Terkadang, dengan dipicu permasalahan sepele dan tidak menemukan penyelesaian dapat menimbulkan depresi.

Namun hal ini masih bisa dicegah dan diatasi jika saja keluarga, orang-orang terdekat, dan lingkunan sekitar ikut berperan. Karna mencoba menyelesaikan dengan diri sendiri saja tidak akan efektif, masalah tidak akan terselesaikan dengan seluruhnya.

Yang disayangkan sekarang ini adalah banyak orang yang tidak peduli bahkan menganggap remeh akan adanya depresi. Terlebih jika yang mengalami depresi itu adalah seorang remaja, sehingga orang sering menganggap bahwa remaja yang depresi itu berlebihan dan lemah, hanya untuk cari perhatian dan lain-lain, bahkan mereka menganggap bahwa remaja yang sedang depresi itu hanya berpura-pura, sehingga mereka malas untuk menanggapi hal tersebut. Padahal depresi pada remaja adalah kondisi yang serius yang perlu ditangani karena tidak akan sembuh dengan sendirinya dan bisa memburuk atau kemudian menimbulkan masalah-masalah lain yang tidak terduga, bahkan percobaan bunuh diri pun akan dilakukan. Jangan pernah meremehkan apa yang mereka rasakan, kadang remaja mempunyai reaksi yang tidak terkontrol terhadap suatu masalah. Dengan demikian jika ada keluarga atau orang terdekat anda yang mengalami depresi, segeralah ajak untuk pergi berkonsultasi ke seorang psikolog atau setidaknya jadilah seseorang yang selalu ada untuknya sebagai pendengar yang baik untuk menampung kesedihan, amarah, keluh kesah, curahan hati, dan juga pemberi saran terbaik (jika dibutuhkan) untuk meringankan penderitaan. Dukungan, motivasi, semangat yang kita beri pun akan sangat membantu mengatasi depresi.

Saran untuk para pembaca yang dalam keadaan sehat, untuk menghindari depresi marilah kita untuk selalu berpikiran positif terhadap apa yang terjadi dan dialami, terbukalah kepada keluarga atau orang terdekat jika ada sesuatu yang tidak biasa terjadi dan menganggu psikis kita, serta lakukanlah kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Yang terpenting jangan pernah menganggap remeh hal sekecil apapun agar tidak menyesal dikemudian hari.


Share:

Minggu, 21 Agustus 2016

KONDISI PENDIDIKAN INDONESIA

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu majunya suatu bangsa. Pendidikan sangat penting, karna tanpa adanya pendidikan, suatu bangsa akan tertinggal dari bangsa lain. Sayangnya, di Indonesia, pendidikannya belum membuat Indonesia menjadi maju. Saat ini pendidikan di Indonesia masih terus menjadi permasalahan bagi bangsa.

Bicara tentang pendidikan, dalam UUD pasal 31 ayat 1 dan 2 sudah jelas bahwa Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Namun kenyataannya, pendidikan di Indonesia belum merata. Pendidikan hanya dapat dirasakan oleh rakyat menengah ke atas. Masih banyak rakyat Indonesia menengah ke bawah yang sulit mendapatkan hak pendidikannya. Sekalipun mereka dapat, pendidikan yang tidak layaklah yang dijalani. Yang perlu di catat disini ialah, pendidikan bukan hanya hak untuk orang yang mempunyai gudang uang saja.

Lagi-lagi soal ekonomi, hak mendapat pendidikan menjadi musnah. Banyak sekali anak yang tidak mendapat hak pendidikannya karena biaya pendidikan yang mahal. Dana yang sudah menjadi anggaran pendidikan, yang seharusnya disalurkan untuk mereka, rakyat menengah ke bawah, sering disalahgunakan. Ini sama saja menutup kesempatan anak-anak untuk mendapat pendidikan. Pemerintah wajib untuk meng-evaluasi hal ini. Jangan sampai penyalahgunaan dana pendidikan terus terjadi di Indonesia.

Mutu pendidikan di Indonesia pun juga menjadi masalah. Pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tenaga pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya, bahkan ada pengajar yang sebenarnya tidak ahli dalam hal ajar mengajar. Tinggi rendahnya kualitas pendidik akan berdampak kepada kualitas anak didiknya. Sehingga seharusnya pemerintah lebih selektif dalam memilih pendidik.

Moral anak bangsa yang saat ini menurun darstis pun menjadi faktor rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Tingkat kejujuran anak didik di Indonesia kini sangat rendah.bahkan rendahnya tingkat kejujuran tersebut sudah menjadi budaya, seperti halnya mencontek, memakai kunci jawaban, dan lain-lain. Pergaulan yang tidak terkontrol pun menjadikan anak didik tidak bermoral. Hal ini sangat disayangkan, jika orang tua, pendidik, dan pemerintah kurang memperhatikan pergaulan dan tidak membenahi moral anak bangsa. Dengan begitu, dibutuhkan kerja sama yang baik antara orang tua, pendidik, dan pemerintah agar menciptakan anak didik yang bermoral.

Sarana prasarana dalam kelangsungan pendidikan juga perlu diperhatikan agar semua rakyat Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga kenyamanan akan didapat saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Karna kenyataannya, saat ini sarana prasarana pendidikan yang ada di Indonesia masih banyak yang jauh dari kata layak. Dapat berupa gedung yang hampir roboh, buku yang tidak terdistribusi sempurna, perlengkapan ajar mengajar tidak memadai, hingga transportasi menuju sarana pendidikan yang tidak tersedia. Miris bukan?

            Pada intinya, pendidikan di Indonesia harus diperbaiki, baik sistem pendidikannya, peningkatan mutu pendidik, maupun sarana prasarananya. Pemerintah harus sering mengadakan evaluasi pendidikan yang berlangsung. Sehingga setiap adanya masalah dalam ruang lingkup pendidikan, dapat langsung diselesaikan.

Dengan pendidikan yang baik, Indonesia akan melahirkan tunas-tunas bangsa, generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompoten dalam bidangnya. Sehingga dapat mendorong majunya bangsa Indonesia. Jika Indonesia maju, kita juga kan yang bangga?       



Share: