Depresi merupakan penyakit yang cukup
mengganggu kehidupan. Depresi tidak langsung terjadi,
melainkan selalu mempunyai suatu alasan. Depresi bisa datang dari adanya
tekanan, kecemasan, kesedihan, kebingungan, amarah, pertentangan, dan
lain-lain. Setiap orang sewaktu-waktu dapat mengalami depresi, karna depresi
merupakan hal yang universal. Terlebih kehidupan masyarakat modern kini semakin
semrawut dan kompleks.
Depresi
sendiri menurut Rice PL (1992) ialah kondisi terganggunya mood dan emosional
secara berkepanjangan yang melibatkan proses berfikir, berperilaku, dan
berperasaan yang pada umumnya muncul karena hilangnya harapan ataupun perasaan
yang tidak berdaya.
Gejala-gejala
depresi yang paling umum ialah sikap-sikap aneh yang tidak biasanya muncul atau
dilakukan, kesedihan yang berlarut, menangis setiap saat, jadi cepat marah,
cemas/khawatir yang berlebihan sehingga muncul rasa takut, hilangnya
konsentrasi, hilangnya nafsu makan, kelesuan, apatis, omong kosong, hilangnya
harapan, merasa lelah, dan tanpa semangat meskipun seseorang tersebut masih
mampu memenuhi tugas-tugas mereka, Seperti pernyataan “saya lelah, saya sudah
tidak kuat lagi”, dan masih banyak gejala lainnya. Penyakit-penyakit fisik
ringan pun cukup umum diderita oleh seseorang yang mengalami depresi, seperti
menjadi lemah, sakit kepala, sering sesak nafas, perasaan berdebar-debar,
produksi keringat tidak sewajarnya, dll.
Depresi menyerang
tidak memandang kalangan
dan usia. Bisa seorang guru, pengusaha, presiden, ibu rumah tangga,
pengangguran, dan lain-lain. Ada yang di usia tua, muda, anak usia dini, dan juga remaja.
Remaja
adalah masa transisi perkembangan fisik dan mental yang terjadi antara masa
anak-anak dan masa dewasa, sehingga remaja adalah orang yang cukup rentan mengalami
depresi. Hal ini mungkin
disebabkan oleh sifat remaja yang labil. Remaja bisa saja depresi
karena cinta, hubungan
dengan keluarga, pergaulan dengan teman-teman, pendidikan, kejahatan seksual dan lain-lain.
Terkadang, dengan dipicu permasalahan sepele dan tidak menemukan penyelesaian
dapat menimbulkan depresi.
Namun
hal ini masih bisa dicegah dan diatasi jika saja keluarga, orang-orang
terdekat, dan lingkunan sekitar ikut berperan. Karna mencoba menyelesaikan
dengan diri sendiri saja tidak akan efektif, masalah tidak akan terselesaikan
dengan seluruhnya.
Yang
disayangkan sekarang ini adalah banyak orang yang tidak peduli bahkan
menganggap remeh akan adanya depresi. Terlebih jika yang mengalami depresi itu
adalah seorang remaja, sehingga orang sering menganggap bahwa remaja yang
depresi itu berlebihan dan lemah, hanya untuk cari perhatian dan lain-lain,
bahkan mereka menganggap bahwa remaja yang sedang depresi itu hanya
berpura-pura, sehingga mereka malas untuk menanggapi hal tersebut. Padahal
depresi pada remaja adalah kondisi yang serius yang perlu ditangani karena
tidak akan sembuh dengan sendirinya dan bisa memburuk atau kemudian menimbulkan
masalah-masalah lain yang tidak terduga, bahkan percobaan bunuh diri pun akan dilakukan. Jangan pernah meremehkan apa yang mereka rasakan,
kadang remaja mempunyai reaksi yang tidak terkontrol terhadap suatu masalah.
Dengan demikian jika ada keluarga atau orang terdekat anda yang mengalami
depresi, segeralah ajak untuk pergi berkonsultasi ke seorang psikolog atau
setidaknya jadilah seseorang yang selalu ada untuknya sebagai pendengar yang
baik untuk menampung kesedihan, amarah, keluh kesah, curahan hati, dan juga
pemberi saran terbaik (jika dibutuhkan) untuk meringankan penderitaan. Dukungan, motivasi, semangat yang kita beri pun akan
sangat membantu mengatasi depresi.
Saran
untuk para pembaca yang dalam keadaan sehat, untuk menghindari depresi marilah
kita untuk selalu berpikiran positif terhadap apa yang terjadi dan dialami,
terbukalah kepada keluarga atau orang terdekat jika ada sesuatu yang tidak
biasa terjadi dan menganggu psikis kita, serta lakukanlah kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat. Yang terpenting jangan pernah menganggap remeh hal sekecil
apapun agar tidak menyesal dikemudian hari.